roudlotun
Hai, you can call me Nafi'ah. Lahir dan besar di Jepara. Hobi Membaca, menulis sesuatu di lembaran kertas.
Perbedaan Dropship dan Reseller Perlu Tahu – Era millenial sudah mudah untuk kita mencari peluang untuk mendapatkan pundi-pundi uang selain dengan bekerja full time. Baik itu untuk para karyawan atau pelajar yang masih menempuh pendidikan. Pekerjaan sampingan bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun adalah yang bagus. Umumnya mereka akan berjualan online atau lebih mudahnya bisnis online. Bisnis ini banyak digemari oleh pengusaha muda baik yang sedang belajar bisnis atau baru memulai bisnis.
Dalam bisnis online, anda pasti tidak asing mendengar namanya reseller dan dropship. Reseller dan dropship sudah menjadi profesi yang booming bagi pelaku bisnis yang memiliki modal minim untuk berjualan. Banyak yang mengira dua pekerjaan ini sama. Ya memang kalau dilihat sekilas pekerjaan ini terlihat sama. Padahal ada perbedaan di keduanya. Yang berbeda adalah dalam sistemnya.
Pelaku bisnis yang menjual kembali barang atau produk dari supplier distributor dimana mereka harus membeli atau menstok produk terlebih dahulu dalam jumlah tertentu sebelum dijual ke konsumen. Umumnya dropship akan mendapatkan harga yang lebih murah sesuai dengan kesepakatan.
Misal: Dibekali modal yang cukup, pelaku bisnis dapat membeli barang tersebut dari supplier dalam jumlah yang besar (grosir) dengan harga yang murah untuk nantinya barang tersebut dijadikan stok penjualan. Di dalam penjualan produk, pelaku bisnis tidak ada kaitannya dengan supplier. Pelaku bisnis dapat menaikkan harga setinggi apapun yang mereka inginkan. Semua urusan pengiriman barang diatur sendiri.
Keuntungan Reseller
• Menentukan harga jual sendiri.
• Bisa menjual langsung kepada teman ataupun di media sosial.
• Belajar untuk mengelola keuangan karena produk harus dibeli terlebih dahulu sebelum akhirnya dijual lagi kepada pelanggan.
• Tidak akan kena marah oleh pelanggan apabila produk tidak sesuai.
• Memahami produk yang dijual karena memegang produk fisiknya bukan hanya melihat dari sebuah gambar atau foto.
Kekurangan
• Harus membeli barang langsung ke supplier dan menyetoknya, maka reseller butuh modal agak besar.
• Reseller harus mengemas & melakukan pengiriman barang sendiri.
• Menanggung resiko kerugian jika akhirnya barang yang ia jual tidak laku.
Adalah teknik pemasaran online, pelaku bisnis tidak perlu menyediakan stok barang. Tugas mereka hanya menerima orderan dari konsumen sebanyak mungkin kemudian akan di sampaikan ke orderan tersebut beserta detail pengiriman kepada supplier atau distributor yang sudah diajak untuk saling bekerjasama.
Contohnya : Seorang pelaku bisnis menentukan barang/produk yang ingin ia jual (barang/produk yang paling banyak digemari dan memiliki potensi penjualan yang tinggi). Lalu mengajak kerjasama produsen atau supplier barang tersebut untuk saling bekerjasama dalam mempromosikan sekaligus menjual barang. Sudah mendapatkan kesepakatan mereka akan mengambil gambar produk dan melakukan pemasaran menggunakan media sosial.
Keuntungan Dropship
• Bebas pusing memikirkan stok produk karena semuanya diurus oleh pemilik produk.
• Urusan pengemasan produk di tangani supplier.
• Tidak ada kata rugi apabila produk tidak laku terjual.
• Bisa bekerja sama dengan banyak supplier sekaligus.
• Bebas dari catatan produk dan pembukuan
Kekurangan
• Keuntungan Dropshipper lebih kecil jika dibanding dengan Reseller.
• Dropshipper tidak mengetahui stok dan kondisi barang, jadi harus menanyakan terlebih dahulu ke supplier.
• Kalau kejadian barang habis atau out of stock akan sering terjadi.
• Dalam menjawab pertanyaan pelanggan ia agak lambat karena ia perlu menanyakannya ke supplier.
Reseller dan dropshiper memiliki persamaan antara lain adalah dimana berperan sebagai penjual atau bagian dari saluran distribusi suatu produk yang mengambil barang dari supplier atau distributor kemudian barang-barang tersebut dijual kembali kepada konsumen (tidak memproduksi barang sendiri).
Agar lebih jelasnya banyak perbedaan dalam sistem jual reseller dan dropship. Berikut penjelasan detailnya:
Sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, modal menjadi perbedaan yang mencolok. Menjadi Reseller, mereka harus menyediakan modal yang cukup untuk membeli barang dalam jumlah besar yang akan menjadi stok barang. Dan para pelaku bisnis yang belum memiliki cukup modal tetap bisa memulai bisnis online sebagai dropshiper. Dropshipper tidak perlu menyetok barang apapun dan biaya yang dikeluarkan hanya kuota internet saja.
Sebagai reseller harus menyediakan stok barang terlebih dahulu. Ini adalah hal utama untuk mereka untuk memulai berjualan. Reseller harus memiliki barang dalam stok besar sebab mereka akan mendapatkan selisih harga yang lebih murah dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak saat dijual kembali.
Dibandingkan dengan dropshipper yang tidak harus memiliki stok barang di dalam menjalankan bisnis onlinenya.
Dalam sistem pemasaran reseller menawarkan barang secara langsung kepada konsumen. Dalam memasarkan barangnya atau menjual barang dagangannya, reseller dapat berjualan secara offline seperti di toko-toko ataupun secara online menggunakan marketplace.
Sedangkan dropshipper, mereka hanya dapat memasarkan produk melalui media sosial maupun marketplace saja seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan lain sebagainya.
Tentu saja, reseller akan mendapatkan untung yang banyak. Karena reseller memasarkan produk dengan harga lebih dari sebelumnya. Mereka memperoleh harga produk yang lebih murah jika membeli barang/produk dengan jumlah yang besar. Lalu dijual sesuai harga dengan keinginan reseller, dimana reseller dapat menerima keuntungan beberapa kali lipat dari harga asli.
Yang menjadi dropshipper hanya bisa menaikkan harga sedikit dari harga yang dijual oleh supplier, biasanya rata-rata dropshipper hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp10.000 – Rp20.000 saja.
Dari sistem kerjanya, reseller selain mencari calon konsumen, ia juga harus mengemas dan melakukan pengiriman barang pesanan sendiri.
Sebagai dropshipper tidak perlu memikirkan masalah packing dan pengiriman barang. Hanya bertugas memasarkan produk saja, mencari konsumen, lalu mengirimkan daftar orderan ke supplier.
Kalau dari resiko yang di didapat tentu menjadi resller presentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan dropshiper. Sebab mereka reseller harus menyetok barang dalam jumlah besar dan kemungkinan sewaktu-waktu barang tersebut tidak laku untuk dijual, maka reseller bisa mengalami kerugian berkali lipat dalam bisnis onlinenya.
Sangat berbeda dengan dropship, karena tidak perlu menyediakan stok barang, jadi tidak perlu takut untuk mengalami kerugian karena mereka tidak memiliki stok barang apapun dan tidak akan menanggung resiko akan barang yang tidak laku dijual kepada konsumen.
Nah begitulah perbedan dari reseller dan dropship. Sangat mencolok bukan? Kelihatannya sih sama saja ya. padahal banyak perbedaan dalam setiap sistemnya. Dan bisnis ini banyak digemari di jaman sekarang, karena saking mudahnya dalam pemasarannya.
Baik yang memiliki cukup modal bisa menjadi reseller atau supplier barang/produk. Dan mereka yang kurang modal bisa menjadi dropshipper. Sebagai tips nih pilih produk yang kemungkinan akan banyak digemari konsumen dan kualitasnya ok.
Semoga infonya bermanfaat.